0

Masa Kecil

Masa kecil..

Waktuku kecil hidupku
amatlah senang
senang dipangku dipangku dipeluknya
serta dicium dicium dimanjakan
namanya kesayangan

Hari ini saya sangat ingin mengingat masa-masa ketika dunia bermain menjadi bagian yang cukup utama dalam hidupku. Ya, terkadang saya ingin kembali ke masa kecil, dimana tidak ada yang perlu banyak dipikirkan, sibuk dengan dunia sejuta kesenangan bersama teman-teman.. Ke sekolah bersama, bermain hujan-hujanan bersama, ke mushalla dengan orang tua, dan tontonan kartun di ujung minggu.. Yang paling saya ingat, dan mungkin tidak dirasakan oleh anak-anak kecil sekarang

Ingin kukembali
ke masa yang lalu
Bahagianya dulu
waktu kecilku
Kudengar cerita
mama papa bilang
aku lincah lucu
waktu kecilku
Waktu kecilku
aku suka bernyanyi

Saatku...
tiba berulang tahun
Tak lupa...
hadiahku sepeda
Kupakai setelah kubelajar
Janji mama,
janji papa,
setelah ku naik kelas
Masihkah kita ingat ketika kecil, mungkin ketika kita berusia 4 atau 5 tahun.. Kita semua menampik apa yang sebenarnya kita ingin ekspresikan, mungkin mengekspresikan ide-ide yang belum pernah didengar orang lain. Tanpa sengaja kita mencetuskannya dan kemudian disambut dengan ledekan dan dan kadang orang dewasapun ikut untuk menertawakan apa yang kita ungkapkan. Tapi, semua ide-ide tersebut tidak hilang. Mereka hanya tersembunyi… menunggu dan menunggu…
Tembok yang membarikade semua berkah istimewa ini menyabotase semua niat kita untuk keluar dari persembunyiannya, tembok itulah yang disebut dengan fear (rasa takut). Dia yang bersemayam dalam pikiran kita. Kita yang menaruhnya di sana, dan hanya kita yang bisa menyingkirkannya dan memunculkan berkah tersebut.

Masih teringat jelas dalam ingatan saya bagaimana saya di setiap sore bermain di halaman bersama teman-teman sebaya. Mau panas, hujan, yang penting main.. Beraneka permainan saya bisa melakukannya, bahkan mungkin tarafnya expert kali ya.. wah,, kalau dipikir indah nian.. walau setiap maghrib ibu saya mengomeli saya untuk pulang mandi dan shalat maghrib.. mungkin teman-teman punya kisah waktu kecilnya yang tak terlupakan, misalnya peristiwa fenomenal, sempa ngompol di kelas saat belajar matematika, atau sok pinter main jailangkung-jailangkungan?

Bagi saya, masa kecil sangat memberikan arti bagi saya yang saat ini..

Bagaimana denganmu? 😊
0

Bosen Gak Sih?!

Di arisan Angkringan kemaren, seorang teman bertanya ke suami saya. "Kalian bosen ga sih menjalani kehidupan rumah tangga yang ketemu mulu setiap hari?". Sebenarnya pertanyaan ini ga sekali dua kali sih kami terima. Secara, kami berdua satu perusahaan, satu kantor, bahkan satu ruangan lagi. Pulang pergi kerja selalu bareng. Kan biasanya butuh ruang dan waktu agar dapat menciptakan rasa rindu.

Suami saya menjawab, tidak ada bosan sama sekali. Karena kami berdua bersama di rumah dan di kantor memang sama-sama saling membutuhkan. Jadi bukan karena kami  harus terpisah jarak dan waktu dulu baru kami akan saling kangen dan gak bosen, tentu bukan karena itu. Kami dirumah cuma bertiga, segala sesuatu kami lakukan bareng dan berbagi peran saja. Jadi tidak ada bosannya. Karena setiap hari, baik di rumah, di perjalanan, di kantor atau di manapun, saya dan suami selalu mempunyai topik-topik yang selalu seru dibicarakan. Baik soal anak,  keluarga, agama, dunia pasar modal, ekonomi, politik, ataupun yg pastinya soal kerjaan, dsb. Yg paling seru biasanya kami membicarakan tingkah polah Sheena. Sekecil apapun itu. Dan lagi, karena kerjaan saya dan suami selalu beririsan, jadi apapun yang dibicarakan selalu nyambung. Semua teman suami saya adalah teman saya, dan semua teman saya adalah teman suami saya pula. Jadi tetap seru-seru aja.

Pertanyaan senada lainnya yang suka kami terima, "Kalau di rumah ngomongin kerjaan ga?" Jawabannya, ya! Kami juga ngomongin kerjaan, gimana caranya hal ini diperbaiki, gimana supaya masalah itu selesai, saya bertanya soal sistem di departemen suami saya, atau sebaliknya dan banyak hal lainnya. "Ih apa banget di rumah masih aja bahas kerjaan". Sebagian orang pernah bilang gitu ke kami, bagi kami itu baik-baik aja. Membicarakan kerjaan di rumah bukanlah sebuah nightmare bagi kami. Seru-seru aja sih. Toh dengan membicarakan itu kualitas kebersamaan keluarga tidak berkurang. Jadi ga masalah dan itu menyenangkan.

"Kalau ketemu terus, apa ga kangen sama sama suami/istri?" Ya kangen donk. Suami saya ga keliatan di mejanya aja saya cariin, atau tumben jam segini suami belum mampir ke meja saya, saya pasti tanya, dan sebaliknya. Jadi kangen itu bukan ditentukan jarak dan waktu. Bisa kapanpun. Asalkan kita mengerti cara menciptakannya, tahu cara mengelolanya, tahu cara menjaganya. Tiap-tiap keluarga pasti punya caranya sendiri.

Terakhir, saya terus berdoa semoga Allah selalu jaga kehangatan di keluarga kecil kami sampai kapanpun. Mohon doakan pula ya teman-teman.. 😊

Back to Top