0

Menyampaikan Afirmasi Positif kepada Sheena

Tidak terasa, Sheena sebentar lagi akan berusia 2 tahun.
Tepatnya 21 Januari 2018 nanti.

Dan tak terasa juga saya sudah mengASIhi Sheena selama itu.
Ada syukur, bahagia, letih, sedih, nano-nano rasanya di dalam proses menyusui Sheena.

Menjelang 2 tahun inilah sedikit demi sedikit saya mulai memberikan afirmasi positif. "Sheena, nanti kalau udah 2 tahun, Ayah Bunda mau Sheena udah gak nenen ya. Waktu kamu menyusu dengan Bunda tinggal 2 bulan lagi ya". Kadang Sheena juga ngambek setiap saya bicarakan ini. Dan merengek. "Neeeen...", begitu rengekannya.

Tapi beberapa waktu belakangan, semakin saya dan suami sounding untuk disapih, semakin getol lah dia meminta menyusu.

Ditambah beberapa hari ini, terasa sakit sekali ketika menyusui Sheena.

Mungkin karena ASI nya sudah sangat jauh berkurang, dan Sheena giginya sudah tumbuh semua dibagian depan, menambah kompleksnya kesakitan saya setiap menyusu. Mulai saya sounding lagi. "Sheena, nenennya sakit. Sheena minum air putih ya". Saya obati. Dan dia ikuti menyodorkan "Bat. Bat, Budaa, bat nen". Malamnya saya bicarakan, Sheena, Bunda merasa sakit. Sheena dipukpuk ya boboknya. Sampai jam 11 masih terlihat masih segar matanya. Saya ajak ke kamar mandi saya ajak berwudhu sebelum bobok.
Tidak lama saya gendong, "Nak, Bunda mau Sheena bobo tanpa nen ya.." Tampaknya dia paham dan mungkin semakin mengerti karena melihat raut wajah saya yang menahan lelah. Saya matikan lampu, saya gendong dan Sheena langsung nemplok dipundak, sambil dinyanyikan, 5 menit kemudian sudah pulas tertidur pulas.

Alhamdulillah.. Sampai subuh tidak terbangun sama sekali. Bayi kecilku ini sudah mulai besar dan mulai bisa diberi pengertian.

#hari1
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#tantangan10hari
#KuliahBunSayIIP
#WeaningWithLove
#WWL
#Sheenaisturning22months

0

Being Stay At Home Mom or Working Mom?

2 hari ini saya menjalani kehidupan kantor yang agak sedikit dibilang gabut. Hahaha..
Setelah beberapa bulan belakangan saya menjalani ke-hectic-an project yang menyita pikiran dan tenaga di kantor, untuk sejenak saya bisa sedikit "leyeh-leyeh" di kantor karena lumayan agak senggang waktunya. Ya hitung-hitung rehat sejenak dari project berikutnya di bulan Juni 2017 yang maraton terus sampai tahun-tahun depan.

Berkaca dari diri saya yang orangnya lebih suka dikasih kesibukan, dikasih senggang sedikit saya pasti mikir ngalor-ngidul kemana-mana. Diantara kegabutan saya itu sampailah saya pada pemikiran dalam (*ceileeh),

Should I be the working mom for now until the future time?

Haahaha..

Pemikiran saya saat itu membawa saya untuk mengajak diskusi teman yang dulu satu kampus, terhimpun dalam satu grup whatsapp, sebutlah nama grup itu Mahmud Abas. Ya grup tersebut berisi kumpulan Mamah Muda Anak Baru Satu :D Walaupun disana ada juga sih yang baru melahirkan anak keduanya. Mungkin insyaAllah suatu hari nanti Mahmud Abas akan bertransformasi menjadi Mahmud Ternak. Mamah Muda Anter Anak.. Hahha

Kembali ke topik yang ada di judul.
Dari diskusi singkat yang saya jalani beberapa saat via whatsapp itu, saya mengajukan beberapa pertanyaan untuk dijawab oleh mahmud yang waktu itu memilih menjadi Stay At Home Mom (SAHM).

Pertanyaannya simpel saja awalnya. Saya bertanya apa saja yang melatarbelakangi kenapa memilih utk SAHM? Apa saja suka dukanya? Untuk 2 pertanyaan saja alhamdulillah saya sudah mendapatkan point of view yang cukup banyak.

Dari latar belakang yang beragam dari keseluruhan diskusi saya melihat hal positif menjadi SAHM. Diantaranya :

1. Ibu menjadi mampu mendampingi anak all the day. Kedekatan emosional antara ibu dan anak akan lebih terbangun. Ibu akan mampu mengamati setiap perkembangan anak sekecil apapun itu. Atau mungkin si ibu belum rela anaknya diasuh orang lain.
2. Totalitas urus suami
3. Makan lebih sehat
4. Rumah nyaman
5. Suami istri tentram
6. Dsb

Tentunya dari hal positif pasti akan lahir juga hal-hal negatif yang *mungkin* bermunculan, diantaranya :

1. Kegiatan rumah yang tiada habisnya mungkin akan menjemukan untuk SAHM. Ya istilahnya memicu kebosanan. Dari bosan berkepanjangan kemungkinan selanjutnya akan terjadi stress. Ya bagaimana tidak stres, menghadapi anak yang semakin hari semakin menggemaskan kadang membuat rasa sabar kian terasah, belum lagi pekerjaan rumah yang selalu ada. Mungkin ketika bekerja, si ibu memiliki kebebasan sedikit lebih dibanding jadi SAHM. Mungkin dulu sempet manager pabrik, pas jadi di rumah hanya menguasai sepetak rumah doank. Haha

Untuk hal-hal ini bisa diantisipasi dengan cara ibu mempersiapkan me time. Minimal 1x seminggu keluar. Dan suami diharapkan lebih peka juga ajak istri keluar rumah di pengujung pekan. Minimal belanja mingguan, sesekali makan di luar, atau sekadar menemani anak bermain di taman.

Selain itu menjadi penting untuk memahami prinsip bahwa manusia adalah untuk bermanfaat untuk orang lain (termasuk keluarga di dalamnya).

Jika ada rasa bosan melanda, pastikan diri menemukan kesibukan apapun yang membuat ibu menjadi produktif, sebutlah misalnya merangkai bunga, memasak, baking kue, menjahit, colouring the books, ya intinya apapun itu yang menjadi stress relief.

2. Omongan orang sekitar yg mungkin bikin baper.

Tidak bisa kita nafikan bahwa saat ini kultur hidup kita sebagian besar masih memandang wanita bekerja itu lebih OK dibanding wanita yang fokus menjadi ibu rumah tangga. Ya kadang menjadi ibu rumah tangga masih dipandang tidak bekerja (lha wong cuci, setrika, ngepel dsb, apa disebut gak kerja? cuma pakai ilmu simsalabim prok prok jadi apa? Hahaha).

Sejak jadi ibu saya juga merasakan apa omongan yang kadang nyelekit soal pengasuhan kita yang bikin baper. Hehehe. Ya solusinya apa? Balik lagi ke diri sendiri agar tidak terlalu dimasukin ke hati apa saja yang orang ungkapkan. Istilahnya lebih tebal kuping aja. Selama komentarnya positif ya kita pertimbangkan. Ketika komentarnya negatif, buat apa kita juga pusing-pusing mikirinnya. Betul betul betul.. (*upin ipin style).

Dan sesama ibu, please stop judging other moms. Hindarilah merasa pengasuhan kita paling benar, yang lain salah.

3. Pemasukan yg berkurang.

Mungkin ketika istri masih bekerja, keuangan lebih stabil. Ingin beli apa bisa punya uang sendiri. Tapi setelah menjadi SAHM mungkin akan berbeda. Kuncinya apa? Ya syukuri berapapun rezeki yg diberikan suami. Mulai berhemat. Rajin menabung. Gak lapar mata apa-apa dibeli.

Dari hal positif negatif di atas, ada challange lagi ketika ibu memutuskan jadi SAHM seperti :

1. Bagaimana membangun komunikasi terus menerus antar pasutri yang baik.
2. Lebih saling pengertian dan peka satu sama lain.
3. Berpegang teguh sama prinsip dan keputusan yang sudah disepakati bersama.
4. Be productive SAHM. Memperluas kebermanfaatan tidak saja internal rumah tangga, tapi juga eksternal. Tetapi tidak luput mengutamakan rumah tangga itu sendiri tentunya.

Lalu saya sendiri bagaimana?
Let's see later ya.. 😄😄

Dan saya pun yakin, dimanapun seorang ibu berada dalam hati kecilnya ia pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Entah menjadi ibu rumah tangga, ataupun ibu bekerja. Pasti ada faktor-faktor yang membedakan antara satu rumah tangga dengan rumah tangga lainnya yang gak bisa disamaratakan.

Ya akhirnya, saya ingin mengungkapkan rasa bahagia ketika tergabung dalam komunitas-komunitas yang seperjuangan dengan saya.
Banyak hikmah yang tersebar di dalamnya.
Selanjutnya apa? Mari kita kumpulkan hikmah-hikmah tersebut agar kita menjadi orang tua yang lebih dewasa dan bijak dalam berpikir maupun bertindak.

Dengan diskusi ini pun kegabutan saya pun menjadi sedikit lebih bernilai.. Hahaha

Bekasi, 9 Mei 2017

0

Bagaimana cara mengajarkan anak membaca sejak bayi?

Dulu,  saat saya masih aktif jadi guru privat,  saya pernah terkejut saat mendapati anak usia 4 tahun belum bisa menyebutkan nama binatang dan sayuran yang umum dilihat yang ada di sebuah buku cerita anak.  Setelah ditelusuri,  ternyata anak itu belum pernah dibacakan buku apapun dari bayi. Empat tahun usianya,  belum pernah dibacakan buku!  😱😱😱

Bukan,  saya bukan sedang mengkritisi kecerdasannya. Saya mengkritisi kenapa hingga usia 4 tahun orang tuanya gak pernah membacakan buku apapun ke anaknya.  Dan kemudian,  tiba-tiba mengeleskan anaknya baca tulis hitung! 😱😱😱

Anak usia 4 tahun,  sebelumnya gak pernah dibacain buku, lalu mau les calistung! 

Masya Allah 😢

Kalo boleh saya ibaratkan, ini sama aja kayak gelas kosong yg dingin lalu tiba2 disiram air panas mendidih dari kompor. Apaa yg terjadi?  Retak,  pecah,  umeb lah otaknya.  😢😢😢

Belakangan,  seiring bertambah seringnya jam terbang ngelesin, saya semakin terkejut karena kasus seperti ini ternyata UMUM terjadi. Banyak sekali orang tua yg gak pernah membacakan buku pada anaknya dari bayi,  kemudian ujug2 tiba2 mengeleskan anaknya membaca.  Atau membiarkan anaknya masuk TK/SD untuk diajari membaca.  Usia 5tahun, 6tahun, belum pernah dibacain buku dan tiba2 disuruh cepet bisa baca.  😢😢😢

Pak,  Bu yang bijaksana
Sungguh anak itu bukan kelinci percobaan yang bisa kita coba-coba kemampuan otaknya sesuka hati. 

Anak itu baruuu boleh diajarkan membaca saat sudah seriiiiing dibacain buku,
saat sudah luluuus kemampuan pra membacanya seperti menggunting,  menghubungkan titik2, memahami konsep cerita dll. 

Emang apa bedanya anak yg biasa dibacain buku dan yg gak biasa dibacain buku saat mereka belajar membaca? 

BEDA. Saya membuktikan sendiri keduanya berbeda. 

Anak yg biasa dibacain buku akan fokus MEMAHAMI BACAAN.  Sedangkan anak yang gak biasa dibacain buku akan fokus MEMBACA TULISAN.

Misal,  ada gambar buku yang di bawahnya bertuliskan B-U-K-U
Anak yg biasa dibacain buku akan dengan spontan berkata BU-KU meski belum diajari mengeja. Dia tau kalo itu gambar buku,  maka tulisan di bawahnya adalah buku. 

Sementara anak yg gak biasa dibacain buku,  akan dengan susah payah mengeja tulisan itu. 

be u BU
ka u KU
BU KU

Ya.  Dia fokus pada tulisan.  Bukan konteks. 

Maka,  mengajari anak yg gak biasa dibacain buku ituuu lebih susah karena si anak lebih fokus MEMBACA TULISAN,  bukan MEMAHAMI BACAAN. 

Yang model begini,  kalo udah mahir membaca lalu disuruh membaca satu cerita utuh,  dia hanya akan sekadar membaca tulisannya.  Saat ditanya,  apa isi ceritanya? Dia gak tau. 
Murid les saya banyak yg begini😢😢😢

Beda dengan yg biasa dibacain buku,  dia MEMBACA untuk MEMAHAMI.  Saat sudah mahir membaca dan disuruh membaca satu cerita utuh,  dia akan bisa menjelaskan ulang isi cerita tersebut.  Bahkan ditambahin komentarnya tentang cerita tersebut.  Atau bahkan melontarkan pertanyaan2 terkait cerita yg dibaca.

See?

Logika yang benar itu,  biasain membacakan buku pada anak dulu dari kecil,  baruuu ajarin anak membaca. 
Bukaaan bisa baca dulu baru dibiasain membaca

Nah,  balik lagi ke pentingnya membacakan buku pada anak dari kecil,  kita gak mau kan jadi orang tua yg dzalim?
Kita gak mau kan ngerusak otak anak kita sendiri?
Kita gak mau kan anak kita CUMA sekadar bisa MEMBACA?

Maka, 
Pak,  Bu yang bijaksana
Luangkanlah waktumu sejenak
Tatap beningnya mata anak-anak
Penuhi fitrah cinta ilmu sang anak
Ceritakanlah kisah-kisah teladan penuh hikmah yang membutuhkan semangat menyeruak
Bermainlah bersamanya tunjukkan betapa indahnya dunia sambil mensyukuri ciptaan Sang Rozzak
Bacakanlah satu dua bukuu untuknya jangan mengelak

Pak,  Bu yang baik hatinya
Sediakanlah fasilitas baca yg mumpuni di rumah sendiri
Atau kalo tak bisa,  ajaklah balitamu ke perpus kota minimal seminggu sekali
Sekarang jangan banyak beralasan lagi!

Anak kita berhak memiliki orang tua yang peduli pada kecintaan membaca,  bukan sekadar mahir membaca.

~Novika Amelia

0

A random tought to bring back the Value of "Half of the Deen"

Before married : bunga mawar seiket
After married : kembang kol seiket

Before married : gaji laki2 5jt, gaji istri 5jt
After married : gaji laki2 0, gaji istri 10jt

Before married : you are my prince
After married : you are my atm machine

Atau

Meme meme jahil sejenis yang menggambarkan "how pathetic marriage is", seperti :

Baru nikah, nama di hp : my whole world
2 bulan nikah : my wife
2 tahun nikah : mama nya anak2
4 tahun nikah : orang rumah
10 tahun nikah : satpam

So does

Baru nikah, nama di hp : pangeranku
2 bulan nikah : lovely hubby
2 tahun nikah : bapaknya anak2
4 tahun nikah : bos besar
10 tahun nikah : atm machine!

Well well, well said?

Lagi-lagi, sadly, how pathetic marriage is? Yea looks sooo pathetic!

Terusin aja sih, bakal muncul lagi meme curhatan lainnya dari penggambaran rumah tangga yang menyedihkan.

Miris ya? Kirain abis ngeluarin uang ratusan juta buat pesta nikahan meriah, tetep bisa unyu2an kayak chelsea olivia dan glenn alinskie, ternyata segitunya kaahhh?

Yaaaa harusnya sih amit amit dong jangan sampeee nasibnya kaya meme meme jahil itu yaaah. Siapaa coba yang shanggup.

Berdoa deh kuat2 semoga gak ikutan mengamini salah satu meme macem di atas.

Harusnya, harusnya nih ya.. abis nikah penghargaan sm pasangan tu makin tinggi lho. Coba bayangin, abis nikah, sama2 gak punya apa2, saling mengerti dan menguatkan, eh kemudian istri hamil, istri harus mengandung, badannya melar belang bentong, abis itu melahirkan, menyusui, membesarkan, dealing with any kind of kids moment, hampir jadi gesrek ngadepin tingkah polah anak yang ajaib, belum lagi ngebayangin harus ngatur keuangan, harus menjamin ini itu, ita inu.

Kemudian, suami, abis nikah, eh lalu harus berhadapan sama tagihan listrik yang tiap bulan berjuta-juta itu! Belom mikirin biaya pendidikan anak kelak, jaminan kesehatan, nyicil rumah, nyicil mobil, banting tulang pagi malem buat supaya anak istri kenyang bahagia bisa jajan enak, sukur2 punya tabungan buat jalan ke eropa (lah). Belom lagi istri baweel banget curhat soal anak, sampe rumah harus ON lagi buat keluarga.

See? That responsibilities! Ga kebayang lah jaman abege bisa mikul hal-hal semacam itu. Bisa pingsan duluan rasanya ngebayanginnya.

Teruss? Yang model2 begitu harusnya gimana tuh? Ya harusnya ga ikut mengamini meme meme jahil tadi dong. Kesian amaatt udah berusah payah cuma dapet kembang kol! Atauuu cuma jadi mesin atm doang, trus sisi lainnya kelauutt?

Suami butuh istri! Istri juga butuh suami! They do need each other to go through difficult times together. Raising kids, dealing with lyfe problems, ended up with reaching Jannah. Setting up lyfe goals and how to pursue dreams.

Nilai sebagai suami istri ga boleh berkurang, bahkan harus terus bertambah. Ga boleh lah, lama2 nilai pasangan hanya "bapaknya anak2" atau "ibunya anak2". Nilainya tetep sama toh harusnya? SEPARUH AGAMA! Tempatnya berladang amal, tempatnya sama2 manjat tebing jurang buat sampe puncak kejayaan (surga) sama-sama.

Harusnya ga ada dong kemudian istilah "aku bertahan demi anak-anak, kalo ga ada anak-anak entah apa jadinya". Maygat! Ini nih, the bottom of pathetic-ness. Ya gakk sihhh? Gimana engga?

Kalo ceritanya gitu, value suami atau value istri udah ga ada di mata masing2 doonggg (emot nangis meraung2). Menyedihkan. Padahal awal nya dimulai dari niatan bercinta kasih yang penuh keberkahan. Endingnya valuenya berubah ke anak. Lalu berubah lagi ke "yaah, udah nasibb dah" (emote broken heart)

Teruss kalo ga ada anak, belum dikaruniai anak keturunan, udah aja gitu ilang lenyap sekejap lah Value istri kita atau suami kita? Duhilaah cian dong :(

Kira2 apa dong yg harus dibenahin supaya meme meme jahil tadi ga membabi buta menyerang akun-akun publik macam @dagelan atau @9gag ?! Sehingga menciptakan ilusi untuk kemudian diamini masyarakat dunia tentang kenyataan berumah tangga yg menyedihkan ituuuhh (backsound lagu peterpan plis..)

Yaaa kayanya yang mau berumah tangga harus mikir lagi deh. Mikir kuat2. Terus kemudian komitmen sama diri sendiri untuk menghargai pasangan bahkan LEBIH setelah nikah. Setelah punya anak (atau belum). Setelah kemudian berharta banyak (atau belum). Setelah kemudian menua bersama. Atau bahkan setelah pasangannya bikin kesalahan kesalahan kecil dalam perjalanan.

Ketika awal menikah, pasangan adalah kesayangan, kecintaan, yang tercantik, yang terganteng, yang terbaik, maka setelah kita punya anak, jangan biarkan anak mengambil sepenuhnya porsi hidup kita.

Jangan lupa kalau pasangan kita lah yang menyempurnakan agama kita dari awal, maka tetap jadikan dia kesayangan. Beri hak nya lewat berbagai bentuk penghargaan (banyak loh bentuknya!).

Don't ever try to swap Roses with Cauliflower, ever again! Give her a bunch of roses, atau bahkan beliin kembang setaman sekalian. Biar makin semangat beramal jadi istri solehah. Dan jangann pernah merubah mind set bahwa suami adalah mesin atm berjalan, they deserve even ur whole world! Biar langkahnya bertaburan di muka bumi itu terus penuh keberkahan.

Ketika kemudian anak mulai besar, masing-masing makin punya rutinitas kesibukan di luar rumah, tetap lah gandeng tangan Separuh Agama kita, yakinkan bahwa pasangan kita lah yang membawa kita diposisi sedemikian tinggi atau rendahnya.

Maka.. ketika suatu saat datang sebuah ujian besar dalam rumah tangga, harapannya kita tidak akan pernah goyang untuk sama-sama cari solusi dengan tenang. Mencari jalan keluar dan berteguh terus pada jalan Ridho Nya. Tetap dalam cinta yang tulus dan menenangkan.

Maka.. ketika suatu hari meme meme jahil di atas kembali menyerang negara api (lah jadi negara api), maka kita si mpunya rumah tangga akan bisa sanggup ngebatin "yaailaah cian amat, gue sih Alhamdulillah ga begitu". Nahh sedapp kan tuhh!

Indah kan jadinya dunia persilatan ya? Ga ada lah saling kecewa dan mengecewakan.

Yang ada akhirnya kelak masa tua nan indah, berbonus seruputan teh atau kopi hangat di cafe kecil kota di Eropa, tetap bergandengan tangan mesra (dan terus dapet pahala). Menertawai bersama tingkah polah anak cucu yang semakin mempesona.

Maka dengan ini, mari boikot meme meme jahil, tentang rumah tangga :) kita pasti bisa!

Tertanda,
Yang HARUS bahagia!

*saya gak tau pasti siapa penulisnya. Tapi penting utk diambil sebagai bahan renungan dan diambil hikmahnya*
#DiskusiEmakKekinian

0

I am BACK!!

Assalaamu'alaykum

Finally. Setelah sekian lama saya kembali buka blog.. hahaha

Ya Allah liat blog mungkin ini kayak rumah yang uddah banyak ilalang, bulukan, debuan, banyak sarang laba2 karena gak pernah dibuka dan rapikan..

InsyaAllah akan mulai sharing lagi.

Mungkin selanjutnya pembahasan akan berhubungan soal dunia parenting, ibu dan anak dsj nya ya..

Pasca menikah dan punya anak saya mengikuti banyak sekali grup bertema ibu anak..

Banyak whatssapp penting yang saya marking sebagai "starred message".

Tapi alamakk.. hp sy mendadak rusak dan harus di install ulang.  Raib deh itu semua.. 😕😕😥😥😷😷

Untuk itu saya ingin abadikan itu di blog aja deh.. hehe

Kalaupun gak dibaca banyak orang minimal buat saya sendiri hehe

Sekian dlu..

Wassalam.

Inez

Back to Top