Shubuh ini handphone ku berdering.. Ya, seperti biasanya dari orang yang paling spesial untukku seraya berkata, "Nak, bangunlah.."
Wanita superhebat dari segala wanita hebat di bumi ini.. Dialah Ibuku,,
Di tengah kantukku, terkadang aku tak mengacuhkan apa yang kau ucapkan.. Betapa durhakanya aku..
Jangankan saat kantuk menyerang, dalam keadaaan sadar pun aku sering melakukannya.. Astaghfirullah..
Aku tau kau sangat merindukan aku berada di sampingmu.. Aku tau.. Akupun begitu, duhai Ibu.. Tapi apalah dayaku, akulah si anak rantau yang mencari setitik ilmu Allah di negri sejuta rupa manusia ini.. Mohon kau ridhai aku, bu..
Tak kuasa rasanya..
Perhatianmu.. Cintamu.. Kasihmu.. Nyata benar kurasakan..
Kerapkali aku menentangmu.. Padahal aku tau, aku paham,, Berkata "Ah" pun sudah cukup menghidupkan nyala api neraka untuk membakarku..
Minggu ini dan minggu depan adalah hari-hari terberat untukku, bu..
Aku harus bertarung untuk menghadiahkan usahaku untukmu, bu..
Tapi aku kerapkali menomorsekiankan amanahmu untukku..
Ampuni aku, duhai Rabb..
Aku terhenyak, tersentak, ketika pagi ini terdengar suara dari mesjid dekat rumahku yang sekarang..
Seraya berkata menyebutkan sebuah hadits,
"Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Datang seseorang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ?' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi ?' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Ibumu!' Ia bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Ibumu!', Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi, 'Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Bapakmu' "
[Hadits Riwayat Bukhari (Al-Fath 10/401) No. 5971, Muslim 2548]
Tapi mana baktiku padamu?
Betapa tidak, seluruh daya upayanya telah beliau berikan untukku, untuk saudari-saudariku,,
Seluruh keringat, dan anggota tubuhnya serta penduduk langit dan bumi akan menjadi saksi di akhirat kelak, bahwa dialah wanita bermahkotakan keikhlasan..
Di setiap doanya, tiada lupa ia memohonkan yang tebaik ke pada Rabbul'alamiin, 4 nama yang menjadi dambaan kebahagiannya dunia akhirat. Febby Ardhila Utami, Insani Mukhlisa, Nadia Shabrina dan tentu saja si kecil manja Nurul Hanifa.
Dan aku hanya bisa mengucap dalam hati, “Ampunkan aku ya Allah, kalau selama
ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada ibuku. Terlalu banyak alasan yang kusampaikan ketika ibu menginginkan sesuatu.”
Betapa mulianya hati seorang ibu. Melalui liku-liku perjalanan hidupnya, seorang ibu masih tetap ingin berbuat banyak untuk kebahagiaan anak-anaknya. Betapa tepat Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan kepada kita, bahwa syurga terletak ditelapak kaki seorang ibu.
Aku tak sabar lagi..
Menunggu pesawatku tinggal landas kembali ke tanah asalku..
Aku ingin segera bertemu denganmu..
Senandung doa kupanjatkan kehadirat Rabb..
Ampuni dosa ibuku, sayangilah ia...Berikan kesehatan untuknnya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar